Ketika berbicara tentang pengobatan Parkinson di Indonesia, nama obat yang paling dominan dan efektif adalah Levodopa (L-Dopa). Obat ini dianggap sebagai standar emas (gold standard) terapi simtomatik Parkinson.
Penting Diketahui:
Levodopa hampir selalu dikombinasikan dengan Carbidopa atau Benserazide. Kombinasi ini bertujuan melindungi Levodopa agar tidak dipecah sebelum mencapai otak, sehingga efektivitasnya maksimal dan dosis bisa lebih kecil.
Levodopa: Solusi Terbaik Menggantikan Dopamin yang Hilang
Tujuan utama pengobatan Parkinson adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala motorik (tremor, kaku, lambat) dan memperlambat progresivitas penyakit.
Mengenal Tiga Golongan Obat Utama Parkinson
Dokter Spesialis Neurologi akan meresepkan obat berdasarkan usia pasien, tingkat keparahan gejala, dan toleransi tubuh.
Siap untuk memulai perjalanan kesehatan Anda bersama Joy of Care
Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dokter atau informasi lebih lanjut. Tim kami siap membantu Anda setiap langkahnya.
Golongan Obat | Mekanisme Kerja Utama | Kapan Biasanya Digunakan? |
1. Prekursor Dopamin | Mengubah diri menjadi dopamin di otak. | Pilihan utama, efektif untuk gejala berat, digunakan di semua tahapan. |
2. Agonis Dopamin | Meniru efek dopamin pada reseptor saraf. | Pilihan awal, terutama untuk pasien yang lebih muda (di bawah 65-70 tahun) untuk menunda penggunaan Levodopa. |
3. Inhibitor MAO-B & COMT | Mencegah dopamin (alami atau dari obat) terurai terlalu cepat. | Digunakan sebagai pendamping untuk memperpanjang efek Levodopa. |
Tantangan Terapi Jangka Panjang: Fenomena Wearing-Off
Penggunaan Levodopa dalam jangka waktu lama (biasanya setelah 4-6 tahun) dapat menyebabkan fenomena wearing-off (efek obat memendek). Pasien di Jakarta dan kota-kota besar mungkin mulai merasakan gejala kembali muncul sebelum jadwal dosis berikutnya.
Apa yang terjadi saat Wearing-Off?
- Kekakuan, tremor, atau gerakan melambat kembali parah.
- Durasi kerja obat yang awalnya 4-6 jam, kini hanya bertahan 2-3 jam.
- Fluktuasi motorik: terjadi kondisi "ON" (gerakan lancar) dan "OFF" (gerakan terhambat) sepanjang hari.
Jika hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter saraf Anda. Dokter dapat melakukan penyesuaian dosis, menambah frekuensi minum obat, atau menambahkan obat pendamping (seperti Inhibitor COMT atau MAO-B) untuk mengatasi masalah ini.
Peran Teknologi Canggih: DBS
Bagi pasien yang mengalami fluktuasi berat yang tidak bisa diatasi dengan obat, teknologi Deep Brain Stimulation (DBS) telah menjadi pilihan standar di banyak rumah sakit besar di Indonesia. DBS adalah operasi bedah saraf minimal invasif yang memasang elektroda di otak untuk mengatur sinyal listrik dan meredakan gejala, membuat pasien kurang bergantung pada obat oral.
Kunci Keberhasilan Terapi: Kepatuhan adalah segalanya. Minum obat Parkinson tepat waktu, disiplin berolahraga, dan konsultasi rutin ke dokter adalah cara terbaik untuk mencegah progresivitas gejala Parkinson dan mempertahankan kualitas hidup terbaik.